Keragaan IT

Beberapa perusahaan/institusi mengalami kesulitan dalam menilai keragaan (performance) bagian IT mereka. Mungkin beberapa perusahaan besar akan menanggapi statement di atas dengan ketidaksetujuan, karena merasa sudah memiliki nilai ukur yang baku dan presisi. Bahkan ukuran tersebut sudah diatur dengan rapi di KPI setiap lini di organisasi IT.

Tetapi bagaimana jika beberapa pertanyaan berikut ini diajukan kembali, dan dicoba untuk dicari jawabannya seperti:

  • Apakah struktur dan ukuran organisasi IT sesuai dengan kebutuhan/ukuran perusahaan?
  • Apakah software yang digunakan sesuai dengan ukuran dan cocok dengan business process perusahaan?
  • Apakah organisasi IT terlalu mendikte perusahaan, sehingga perusahaan sendiri tidak memahami seberapa jauh mereka perlu mengakomodir kebutuhan untuk meningkatkan versi, firmware, atau piranti keras yang digunakan?

Jika struktur dan ukuran organisasi IT tidak sesuai dengan kebutuhan/ukuran perusahaan, maka yang dapat terjadi adalah:

  • Organisasi IT menjadi terlalu besar dan menimbulkan biaya yang membebani perusahaan, atau bisa juga
  • Organisasi IT terlalu kecil, sehingga perusahaan mengalami ketertinggalan dalam manajemen sistem informasi.

Dalam kasus pertama, dapat terjadi ketika sebuah perusahaan ingin memiliki sistem pengambilan keputusan yang cepat dan kokoh (robust) tetapi karena organisasi IT tidak memiliki cukup multi talenta per orang, akhirnya merekrut tenaga IT sesuai spesialiasi yang lebih detail dan kemudian perlu ditambah dengan konsultan untuk membantu beberapa pekerjaan yang memerlukan skill tertentu.

Organisasi IT akhirnya membebani perusahaan dengan biaya dan persoalan personalia yang berlebihan. Bisa juga akhirnya muncul jabatan di IT yang tidak perlu, dan rekomendasi piranti yang sebenarnya tidak terlalu genting.

Dalam kasus kedua, bisa juga terjadi, ketika sebuah perusahaan ingin menggunakan, misalnya, SAP sebagai tulang punggung sistem informasi (backbone), tetapi mengira bahwa menjalankan sebuah ERP itu seperti membeli Microsoft Office secara online kemudian diinstall di salah perangkat kerja karyawan. Akibatnya tim IT mengalami kesulitan dalam membantu implementasi ERP di perusahaan tersebut, karena jumlah personalia yang terlalu sedikit atau tidak memiliki skill yang sesuai.

Dukungan yang kurang dari organisasi IT mengakibatkan ERP tidak terimplementasi dengan benar. Bahkan bisa jadi tidak terterapkan sama sekali. Artinya menimbulkan biaya yang tidak perlu dan berlebih juga.

Kita akan membahas mengenai piranti lunak dan pengaruh buruk di perusahaan pada artikel selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link